Kamis, 27 Desember 2012

Kerusakan Di Malam Tahun Baru Masehi


Sobat muda dimana saja kamu berada, semoga kamu tetap sehat dan tetap semangat untuk terus berkarya dan beribadah kepada Alloh ta’ala. Nah diperjumpaan kita kali ini sobat muda, kita akan membahas mengenai Tahun Baru Masehi.

Nah sobat muda, Tentu kita tahu nih, semua orang di berbagai negeri  khususnya kaula muda, mereka sangat antusias menyambut perhelatan yang hanya setahun sekali tersebut. Hingga walaupun sampai lembur, mereka dengan rela dan sabar menunggu pergantian tahun. Namun apakah boleh kita mengikuti dan menyambut perayaan tersebut?
Sobat muda, sebelumnya kita harus tahu dulu sejarah bagaimana tahun baru masehi ini, nah sobat muda, Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM (sebelum masehi). Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru tersebut, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru tersebut. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.
Dari situ sobat muda, kita dapat menyaksikan bahwa perayaan tahun baru dimulai dari orang-orang kafir dan sama sekali bukan dari Islam.
Kemudian sobat muda, selain sejarahnya yang jelas-jelas bukan dari ajaran Islam, tahun baru juga memiliki banyak kerusakan untuk akhlak dan juga nilai syari’at Islam:

Kerusakan Pertama: Merayakan Tahun Baru Berarti Merayakan Perayaan yang diHaramkan oleh Alloh Subhanahu wata’ala dan Rosul-Nya
Perlu kta ketahui nih sobat muda, bahwa perayaan kaum muslimin hanya ada dua yaitu 'Idul Fithri dan 'Idul Adha. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan An-nasa’I dari Anas bin Malik, ia mengatakan, “Orang-orang Jahiliyah dahulu memiliki dua hari (hari Nairuz dan Mihrojan) di setiap tahun yang mereka senang-senang ketika itu. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau mengatakan, “Dulu kalian memiliki dua hari untuk senang-senang di dalamnya. Sekarang Allah telah menggantikan bagi kalian dua hari yang lebih baik yaitu hari Idul Fithri dan Idul Adha”.

Kerusakan Kedua: Merayakan Tahun Baru Berarti Tasyabbuh atau Meniru-niru Orang Kafir
Sobat muda, kita kudu tahu bahwa Merayakan tahun baru termasuk meniru-niru orang kafir. Dan sejak dulu Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sudah mewanti-wanti kepada kita, bahwa umat ini memang akan mengikuti jejak orang kafir, sperti Persia, Romawi, Yahudi dan Nashrani. Seperti bisa kita lihat banyak dari Kaum muslimin mengikuti mereka baik dalam berpakaian atau pun berhari raya.
Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang penuh lika-liku, pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, Apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi (kalau bukan mereka)?
Nah sobat muda, kita bisa perhatikan apa yang dikatakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. benar-benar nyata pada saat ini. Berbagai model pakaian setengah telanjang, budaya, sampai hari raya orang barat diikuti oleh sebagain besar pemuda dari kaum muslimin, padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka” HR. Ahmad dan Abu Daud

Kerusakan Ketiga: Merekayasa Amalan yang Tanpa Tuntunan di Malam Tahun Baru tersebut
Nah sobat muda, Kita sudah ketahui bahwa perayaan tahun baru berasal dari orang kafir dan merupakan tradisi mereka. Jadi melakukan suatu amalan tertentu dimalam tersebut, walaupun dengan niat baik sungguh kekeliruan yang besar, karena memang Tahun baru masehi bukan dari ajaran Islam. Sebab itu, dalam setiap amalan Kita wajib mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, baru amalan tersebut bisa diterima di sisi Allah ta’ala.

Kerusakan Keempat: Mengucapkan Selamat Tahun Baru yang Jelas Bukan Ajaran Islam
Sobat muda, terkait hal tersebut kita kudu tahu bahwa Komisi Fatwa Saudi Arabia, Al Lajnah Ad Daimah pernah ditanya, “Apakah boleh mengucapkan selamat tahun baru Masehi pada non muslim, atau selamat tahun baru Hijriyah atau selamat Maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? ” Al Lajnah Ad Daimah menjawab, “Tidak boleh mengucapkan selamat pada perayaan semacam itu karena perayaan tersebut adalah perayaan yang tidak masyru’ atau tidak disyari’atkan dalam Islam.”

Kerusakan Kelima: Meninggalkan Shalat Lima Waktu
Sobat muda, Betapa banyak kita saksikan, karena begadang semalam suntuk untuk menunggu detik-detik pergantian tahun, begadang hingga jam 1, jam 2 malam atau bahkan hingga pagi hari, pasti kebanyakan orang yang begadang seperti ini luput dari shalat Shubuh yang kita sudah sepakat tentang wajibnya sholat. Di antara mereka ada yang tidak mengerjakan shalat Shubuh sama sekali karena sudah kelelahan di pagi hari. Akhirnya, mereka tidur hingga pertengahan siang dan berlalulah kewajiban tadi tanpa ditunaikan sama sekali. Na’udzu billahi min dzalik.
Padahal sobat muda, meninggalkan satu saja dari shalat lima waktu bukanlah perkara sepele. Bahkan meningalkannya para ulama sepakat bahwa itu termasuk dosa besar.  Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengancam dengan kekafiran bagi orang yang sengaja meninggalkan shalat lima waktu. Buraidah bin Al Hushoib Al Aslamiy berkata, ”Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perjanjian antara kami dan mereka yakni orang kafir adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.” HR. Ahmad, Tirmidzi, An Nasa’I dan Ibnu Majah.
Oleh karena itu, sebagai seorang muslim tidak sepantasnya merayakan tahun baru sehingga membuat dirinya terjerumus dalam dosa besar.

Kerusakan Keenam: Begadang Tanpa Ada Hajat
Sobat muda, Begadang tanpa ada kepentingan yang syar'i dibenci oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apalagi hal tersebut untuk kemaksiatan seperti menunggu detik-detik pergantian tahun yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Dijelaskan dalam hadtis riwayat Bukhari dari Abi Barzah, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat 'Isya dan ngobrol-ngobrol setelahnya.”
Nah sobat muda, mengenai hal tersebut Umar bin Al Khottob sampai-sampai pernah memukul orang yang begadang setelah shalat Isya, beliau mengatakan, “Apakah kalian sekarang begadang di awal malam, nanti di akhir malam tertidur lelap?!” Apalagi dengan begadang ini sampai melalaikan dari sesuatu yang lebih wajib yaitu shalat Shubuh?!

Kerusakan Ketujuh: Terjerumus dalam Zina dan Minuman keras
Sobat muda, Jika kita lihat pada tingkah laku muda-mudi saat ini, perayaan tahun baru tidak  terlepas dari ikhtilath yakni campur baur antara pria dan wanita, dan berkholwat atau berdua-duan, bahkan mungkin lebih parah dari itu sampai terjerumus kedalam perzinahan. Wal’iadzubillah. Inilah yang sering terjadi di malam tersebut dengan menerjang berbagai larangan Allah ta’ala dalam bergaul dengan lawan  jenis, hingga kemaksiatan yang begitu besarpun seperti perzinahan dan Meminum Minuman keras mereka lakukan. Bagaimana jika ajal menjemput dalam keadaan tersebut? Karena itu sobat muda, kita berlindung kepada Alloh ta’ala jangan sampai kita mengikuti hal tersebut.

Kerusakan Kedelapan: Mengganggu Kaum Muslimin
Nah sobat muda, Merayakan tahun baru tentunya kita tahu nih banyak yang diramaikan dengan suara mercon, petasan, terompet atau suara bising lainnya. padahal semua hal tersebut suatu kemungkaran karena mengganggu muslim lainnya, bahkan sangat mengganggu orang-orang yang butuh istirahat seperti orang yang lagi sakit. Padahal mengganggu muslim lainnya adalah terlarang sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Seorang muslim adalah seseorang yang lisan dan tangannya tidak mengganggu orang lain.”  HR. Bukhari dan Muslim
Hasan Al Bashri mengatakan, “Orang yang baik adalah orang yang tidak menyakiti walaupun itu hanya menyakiti seekor semut”. Nah sobat muda, Seekor semut yang kecil saja dilarang disakiti, lantas bagaimana dengan manusia yang punya akal dan perasaan disakiti dengan suara bising atau mungkin lebih dari itu?!

Kerusakan Kesembilan: Melakukan Pemborosan yang Meniru Perbuatan Setan
Sobat muda, Perayaan malam tahun baru adalah pemborosan besar-besaran hanya dalam waktu satu malam. Apalagi pemborosan tersebut untuk perbuatan sia-sia, bahkan kemaksiatan: Padahal Allah Ta’ala telah berfirman yang artinya,  “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’: 26-27). 

Kerusakan Kesepuluh: Menyia-nyiakan Waktu yang Begitu Berharga
Nah sobat muda, tentunya kita telah sama-sama tahu dan paham bahwa Merayakan tahun baru termasuk membuang-buang waktu dan amal yang sia-sia. Padahal waktu sangatlah kita butuhkan untuk hal yang manfaat dan bukan untuk hal yang sia-sia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi nasehat mengenai tanda kebaikan Islam seseorang, “Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya.” HR. Tirmidz.
Sobat muda, Seharusnya kita bersyukur kepada Allah dengan nikmat waktu yang telah Dia berikan. Dan tentunya mensyukuri nikmat waktu bukanlah dengan merayakan tahun baru. Namun mensyukuri nikmat waktu adalah dengan melakukan ketaatan dan ibadah kepada Allah, bukan dengan menerjang larangan Allah. Itulah hakekat syukur yang sebenarnya. Alloh ta’ala bersumpah terhadap waktu dalam Firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-Ashr ayat 1-3 yang artinya: demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
Demikianlah sobat muda, berbagai kerusakan dimalam tahun baru yang harus kita jauhi dari merayakannya. Semoga Alloh menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang sholeh. Amin. Wallohu’alam

Disarikan dari Sumber: www.remajaislam.com dengan perubahan redaksi


0 komentar:

Posting Komentar